Studi Tiru TP PKK Bolmong di Batam: Kemewahan di Tengah Gaji PPPK dan Nakes yang Belum Terbayarkan

  • Whatsapp

BOLMONG, detikgo.com – Heboh laporan orang hilang yang ramai diberitakan sejumlah media karena melibatkan mantan Anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Gita Ratnasari Tuuk atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gita Tuuk menarik perhatian sejumlah kalangan.

Terlepas dari laporan orang hilang yang dilaporkan oleh Novie Kolinug selaku Kuasa Hukum SU yang belakangan diketahui adalah suami dari Gita Tuuk dengan Nomor: IOH/58/IX/2024/SPKT/RESTA MANADO di Polresta Manado pada Selasa (26/11/2024), klarifikasi yang disampaikan oleh Gita Tuuk melalui Kuasa Hukumnya Supriyadi Pangelu yang ramai diberitakan sejumlah media dan rekaman video siaran pers yang juga ramai beredar melalui media sosial telah mengungkap fakta baru yang menuai kecaman di masyarakat.

Bacaan Lainnya

Dalam video singkat berdurasi 4 menit 47 detik yang diketahui mulai beredar sejak Jumat (29/11/2024) tersebut, terungkap bahwa Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) akan mengadakan perjalanan untuk kegiatan di luar negeri (Singapura). Berikut kutipan keterangan Supriyadi Pangelu:

“Terkait dengan adanya laporan yang dilakukan oleh oknum bahwa klien kami ini dinyatakan hilang. Kami jelaskan bahwa peristiwa yang dilaporkan oleh oknum lelaki dan kuasa hukumnya ini adalah hari Selasa, sedangkan klien kami Senin itu ada 2 peristiwa yang beliau hadiri. Pertama, hadir di Imigrasi bersama dengan salah satu Camat untuk mengurus paspor karena ada kegiatan Pemkab Bolmong. Kedua, sorenya klien kami ini ada di rumah di Bolmong. Jadi berkaitan dengan informasi orang hilang ini, siapa yang hilang? Sedangkan klien kami ini ada. Teman teman media bisa saksikan saat ini GT ada bersama saya. Jadi kedatangan kami ini untuk bagaimana langkah yang akan kami lakukan, karena ini berkaitan dengan harkat dan martabat. Klien kami secara psikis terganggu, termasuk keluarganya, apalagi menyeret-nyeret ada instansi terkait seakan-akan klien kami ini disembunyikan oleh oknum, padahal klien kami ini berada di Manado dengan urusan salah satunya adalah mengurus paspor bersama Rombongan PKK Bolmong untuk mengikuti kegiatan yang nantinya diadakan di Singapur” terang Supriyadi Pangelu yang kemudian dibenarkan oleh Gita Tuuk yang saat itu juga berada disampingnya.

Tak ayal keterangan Supriyadi Pangelu yang menyebutkan soal rencana perjalanan klien-nya Gita Tuuk bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) ini pun mendapat perhatian khusus dari masyarakat.

Tangkap Layar Unggahan Giat Makan Malam TP PKK Kab. Bolmong di Batam dan Gita Tuuk yang sedang menunjukkan sejumlah paspor. Sumber: FB

Selang beberapa waktu pasca beredarnya berita dan video klarifikasi yang menyebutkan soal rencana perjalanan TP PKK Kabupaten Bolmong ke Singapura tersebut, Camat Poigar Alfina Sumenda yang disinyalir kuat merupakan oknum camat yang disebut-sebut Supriyadi Pangelu dalam keterangannya sebagai oknum camat yang hadir di Kantor Imigrasi bersama Gita Tuuk untuk mengurus paspor untuk perjalanan TP PKK Bolmong ke Singapura mengunggah sejumlah foto, video dan siaran langsung kebersamaannya dengan Gita Tuuk dan sejumlah orang yang belakangan terkonfirmasi sebagai Rombongan TP PKK Kabupaten Bolmong yang saat ini sedang berada di Batam melalui akun pribadinya di media sosial (medsos).

Hasil penelusuran melalui unggahan rekam jejak digital perjalanan Rombongan TP PKK Kabupaten Bolmong pun menemukan fakta mengejutkan yang salah satunya berisi video siaran langsung makan malam mewah di salah satu restoran di Batam. Dalam siaran langsung berdurasi 25 menit 17 detik yang diunggah oleh akun bernama Layana Mokoginta tersebut, nampak euforia Ibu-ibu TP PKK Kabupaten Bolmong yang nampak lahap menikmati aneka menu seafood yang tersaji di atas meja sambil menunjukkan satu per satu seafood yang dilahapnya ke layar handphone sambil tertawa-tawa.

Di kolom komentar siaran langsung tersebut, terpantau sejumlah kerabat dekat mereka yang menanyakan apakah sudah di Singapura atau belum. Ada juga yang mengomentari dengan komentar singkat sarat makna ‘DMoko’, ‘DMoko lebe-lebe’, ‘Perayaan Bolsel dan Bolmong’ dan sejumlah komentar basa-basi lainnya yang kemudian ditimpali dengan komentar singkat yang lebih mirip gumaman oleh sang pengunggah video siaran langsung yang diduga kuat merupakan oknum Kabid di Dinas PUPR Kabupaten Bolmong dengan mengatakan “Moko dilawan”, yang entah apa maksudnya.

Di sisi lain, siaran langsung yang diunggah oleh Camat Poigar Alfina Sumenda menunjukkan situasi perjalanan Rombongan TP PKK Kabupaten Bolmong dalam sebuah Bus Pariwisata Batam yang nampak kelebihan tempat duduk karena adanya deretan bangku kosong dengan latar suara pemandu wisata yang sedang menjelaskan detail jadwal perjalanan keesokan harinya dan sesekali ditimpali dengan candaan ringan dari Camat Poigar. Dari sekian banyak komentar netizen yang terdapat di kolom komentar, ada satu komentar yang menarik untuk disimak. Sebuah akun atas nama SUNY JA Dampi Gopay yang diduga merupakan mantan Legislator Bolmong melayangkan komentar “Tour dang ibu2? Lewat travel mana ibu2 cantik”. Komentar ini kemudian dibalas oleh Alfina Sumenda dengan jawaban “Travel PKK” yang diakhiri dengan emoticon tertawa terbahak-bahak.

Di kesempatan lain, akun FB atas nama Gita Uno-Tuuk juga menayangkan Siaran Langsung saat transit di salah satu bandara sambil menunjukkan sejumlah paspor yang diduga kuat akan digunakan untuk menuju Singapura seperti yang sudah disebutkan dalam keterangannya saat memberikan klarifikasi bersama Kuasa Hukumnya.

Berdasarkan keterangan Supriyadi Pangelu dalam video klarifikasinya soal keberadaan Gita Tuuk yang sedang mengurus paspor untuk perjalanannya bersama TP PKK Kabupaten Bolmong ke Singapura dan penelusuran rekam jejak digital berupa foto, video dan siaran langsung perjalanan Gita Uno-Tuuk dan sejumlah orang yang diduga sebagai Rombongan TP PKK Kabupaten Bolmong di media sosial, maka http://detikgo.com pun meminta keterangan dari Sekretaris TP PKK Kabupaten Bolmong Ny. Febrianti Mashanafi-Walalangi melalui aplikasi WhatsApp soal kebenaran keberangkatan Rombongan TP PKK Kabupaten Bolmong ke Singapura.

Dalam keterangan yang disampaikan secara tertulis melalui aplikasi WhatsApp pada Selasa (3/12/2024), ia membenarkan bahwa saat ini TP PKK Kabupaten Bolmong sedang melaksanakan Studi Tiru ke Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT) Batam.

Dijelaskannya bahwa kegiatan Studi Tiru TP PKK Kabupaten Bolmong yang diikuti oleh Ketua TP PKK Ny. Firlia Mokoginta-Mokoagow, Sekretaris Ny. Febrianti Mashanafi-Walalangi, Bendahara Ny. Aulina Kumayas-Ratu, Ketua Bidang II: Ny. Alfina Toloh-Sumenda, Ketua-ketua Pokja dan Perwakilan Pokja sebanyak 15 orang tersebut dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Adapun yang menjadi pertimbangan utama TP PKK Kabupaten Bolmong memilih Batam sebagai daerah yang tepat untuk pelaksanaan studi tiru, Sekretaris TP PKK Kabupaten Bolmong menjelaskan seperti berikut:

“Pertimbangan Utama memilih Kota Batam yaitu: PKK Kota Batam berhasil dalam melakukan Pendampingan dan Peningkatan Kapasitas PKK. Sehingga 2000an Pelaku usaha IKM terdaftar di Dekranasda; Adanya Kesepakatan Bersama dengan Para Pengusaha, Indomaret dan Alfamart dalam menyediakan tempat untuk Produk Lokal; dan Pemkot Batam secara penuh melakukan Pembinaan kepada PKK dengan melibatkan semua Dinas Badan untuk turut serta membantu para Pelaku UMKM” jelas Ny. Febrianti Mashanafi-Walalangi sambil menambahkan bahwa kegiatan Studi Tiru ini merupakan salah satu Program Kerja TP-PKK Bolmong UP2K PKK.

Menurut Sekretaris TP PKK Kabupaten Bolmong, waktu yang dialokasikan untuk kegiatan Studi Tiru ini dijadwalkan berlangsung selama 5 (lima) hari. “Selama 5 Hari untuk 3 tempat kegiatan yaitu hari Senin ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, kami mencari tahu bagaimana kerjasama Pemkot dan Pengusaha untuk memberdayakan Pelaku UMKM. Hari Kedua, Kita berkunjung ke PLUT KUMKM BATAM, disitu kami belajar bagaimana membantu Pelaku Usaha dalam Packing, Strategi Pemasaran dan memberikan pendampingan hukum. Dan Hari Ketiga, kami akan berkunjung ke Kelurahan Sadai, Kecamatan Bengkong, Kota Batam sebagai salah satu Kelompok UP2K yang meraih banyak penghargaan dalam pendampingan kepada para pelaku usaha sehingga mereka bisa memiliki Rumah UP2K itu sendiri” jelasnya tanpa merinci agenda kegiatan Studi Tiru untuk hari keempat dan kelima.

Sangat disayangkan, Sekretaris TP PKK Kabupaten Bolmong enggan menanggapi pertanyaan http://detikgo.com soal benar tidaknya informasi yang menyebutkan bahwa kegiatan Studi Tiru TP PKK Kabupaten Bolmong di Batam akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Singapura seperti yang santer beredar.

Tangkap Layar Unggahan Gita Tuuk, salah satu Peserta Giat Studi Tiru TP PKK Kab. BOLMONG di Hari ke-4. Dance di sebuah kamar hotel. Sumber: FB

Melalui postingan di akun media sosial pribadi sebagian peserta Kegiatan Studi Tiru TP PKK Kabupaten Bolmong, terpantau bahwa pada hari keempat tidak ada lagi kegiatan resmi yang berhubungan dengan kegiatan Studi Tiru oleh TP PKK Kabupaten Bolmong di Batam. Dari Siaran Langsung berdurasi 13 menit 52 detik yang ditayangkan melalui akun pribadi Gita Uno-Tuuk terlihat 4 dari 15 orang rombongan peserta Studi Tiru nampak hanya menghabiskan waktu dengan dance di sebuah kamar hotel.

Pada hari kelima dan sehari setelahnya, salah satu peserta yang ikut dalam Rombongan Studi Tiru TP PKK Kabupaten Bolmong melalui akun FB bernama Atik Rusmiati secara berturut-turut juga terpantau memposting kegiatan Studi Tiru yang mereka laksanakan pada hari pertama hingga hari ketiga, tanpa memposting kegiatan di hari keempat dan kelima. Hal ini nampak dari caption pada setiap postingan yang ia buat.

Kegiatan Studi Tiru TP PKK Kabupaten Bolmong keluar daerah ini praktis menuai kritik sejumlah warga karena dianggap sebagai pemborosan anggaran di tengah permasalahan gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan Tenaga Kesehatan (Nakes) RS Datubinangkang yang belum terbayarkan.

“Sungguh ironis! TP PKK Bolmong pelesir ke Batam dengan Dana APBD yang melimpah, sementara gaji PPPK Kabupaten Bolmong masih belum dibayarkan!” ujar seorang guru PPPK kesal sembari meminta agar namanya tidak dipublikasikan.

Kontras yang mencolok ini menimbulkan kecurigaan dan kemarahan di kalangan masyarakat. “Ini adalah bukti nyata ketidakpedulian Pemerintah Daerah terhadap kesejahteraan para abdi negara yang telah bekerja keras mengabdi untuk masyarakat,” tambahnya.

Sejumlah warga lainnya mengecam dan menilai kegiatan ini sebagai pemborosan anggaran yang tidak termaafkan, pengkhianatan terhadap amanah rakyat, dan bukti nyata dari prioritas yang salah. “Dana yang seharusnya digunakan untuk membayar gaji guru dan tenaga kesehatan yang telah berjuang di garda depan, malah dihamburkan untuk studi tiru yang manfaatnya masih dipertanyakan,” ketus Gina (bukan nama sebenarnya-Red) seorang warga Dumoga.

Kritik juga dilayangkan terkait kurangnya transparansi dalam proses pengambilan keputusan pemilihan lokasi studi tiru. “Apakah ada studi banding atau analisis komparatif yang menunjukkan keunggulan Batam dibandingkan daerah lain di Sulut? Apakah ada pertimbangan khusus yang membuat Batam lebih unggul dibandingkan daerah lain di Sulut, misalnya akses teknologi atau kemitraan usaha yang lebih luas?” tanya seorang warga sambil berharap agar TP PKK Kabupaten Bolmong dapat membuat laporan pertanggungjawaban yang detail dan mempublikasikannya agar masyarakat bisa menilai sendiri efektivitas program ini.

Kritik tajam juga dilontarkan oleh sejumlah warga yang mempertanyakan urgensi dan efektivitas studi tiru tersebut. Mereka menilai bahwa terdapat banyak daerah di Sulawesi Utara, seperti Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado, yang lebih relevan dan terjangkau untuk dijadikan lokasi studi tiru.

“Biaya akomodasi, tiket pesawat, dan penginapan pasti sangat mahal,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya. “Banyak daerah di Sulut yang lebih relevan dan terjangkau untuk dijadikan tempat studi tiru, seperti Minut yang sudah sukses mengembangkan pariwisata berbasis UMKM atau Manado dengan program-program pemberdayaan ekonomi kreatifnya. Lagi pula, kegiatan mereka ini lebih mirip perjalanan wisata daripada kegiatan Studi Tiru. 5 hari untuk Studi Tiru tapi yang nampak hanya giat 3 hari, jangan-jangan benar keterangan Gita Tuuk kalau PKK Bolmong ada kegiatan sampe Singapur. Ngapain TP PKK Bolmong belajar jauh-jauh soal UMKM hingga ke Singapura, buang-buang anggaran saja” tambahnya.

Tak hanya itu, sejumlah warga yang juga mengikuti perkembangan kasus Gita Tuuk yang sempat dilaporkan hilang, juga mempertanyakan kapasitasnya dalam TP PKK Kabupaten Bolmong sehingga bisa ikut serta dalam kegiatan Studi Tiru di Batam.

“Yang kami ketahui, Pengurus TP PKK di Kabupaten Bolmong itu Kepala Puskesmas Konarom Ibu Aulia Ratu, bukan Gita Tuuk. Dia (Gita Tuuk–Red) itu terlibat di PKK nanti mulai beberapa bulan belakangan ini saja ketika ada itu kegiatan Line Dance, tapi bukan sebagai pengurus. Sebenarnya bagaimana Tata Kelola Organisasi dan mekanisme penunjukan Pengurus TP PKK di Kabupaten Bolmong ini?” ujar Chandra (bukan nama sebenarnya) yang diiyakan sejumlah warga lainnya kepada http://detikgo.com Senin (9/12/2024).

Polemik ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan prioritas pembangunan di Kabupaten Bolmong.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *