Tangerang(detikgo.com)-Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani terharu dan sempat meneteskan air mata saat menjemput kepulangan tiga Pekerja Migran yang mengalami sakit dari Taiwan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten Jumat (19/02).
Benny Rhamdani yang biasa di sapa Brani mengatakan, kepada tiga PMI yang sakit,agar cepat sehat kembali. Setibanya di Tanah Air ketiga PMI tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Jakarta dan diantar langsung oleh Kepala BP2MI Benny Ramdhani untuk perawatan lebih lanjut.
“Bapak Ibu tidak usah khawatir soal biaya perawatan, semua sudah dibiayai oleh negara. Saya ingin Bapak Ibu sehat. cepat sehat agar bisa berkumpul kembali dengan keluarga di rumah,” jelas Benny kepada ke tiga PMI sambil menitiskan air matanya di Lounge PMI Bandara Soekarno Hatta Tangerang.
Benny Rhamdani menambahkan, bahwa para PMI merupakan Pahlawan Devisa, dan Pemerintah harus memberikan perlakuan hormat kepada mereka.
Menurutnya, dahulu PMI banyak yang terlantar. Namun, sejak ada lounge PMI yang diresmikan 18 Desember 2020, para PMI yang pulang bisa menikmati lounge, jalur cepat, dan berbagai fasilitasi lainnya di Bandara Soekarno Hatta Ujar Brani.
“Semua PMI Berhak menikmati ini.Agar tidak berdesakan dan antri Panjang.Mereka para PMI juga bisa beristirahat di Lounge sambil menunggu keluarga yang menjemputnya,”Ujarnya.
Adapun data ketiga PMI sakit tersebut, pertama PMI Eni Neni Waryuni, asal Indramayu Jawa Barat. Eni mengalami sakit kanker Payudara Stadium 4 . Ia telah menjalani perawatan dan kemoterapi di EDCH Hospital, sejak 23-25 November 2020 dan 7 Desember 2020 serta 16-22 Januari 2021.
Sejak mengalami sakit dan menjalani kemoterapi rutin, PMI ditampung di Taiwan Labor Rights Care Association (LCC) Kaohsiung. PMI juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung oleh pengguna
Eni berharap, setibanya di Indonesia dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau melakukan perawatan lanjutan.
PMI sakit yang kedua yaitu Siti Sumarni asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ia mengalami sakit Acute Myeloid Lymphoma (AML) atau Leukimia Myeloid Akut.
PMI Siti telah menjalani perawatan dan kemoterapi di National Taiwan University Hospital selama 55 hari, sejak 23 Desember 2020-17 Februari 2021. Selama menjalani perawatan, PMI telah melakukan 6 kali tindakan medis.
Pada 17 Februari 2021, Siti diperbolehkan meninggalkan rumah sakit dan melakukan persiapan kepulangan ke Indonesia. Ia juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung oleh pengguna.
Sedangkan PMI yang ketiga adalah Arif Hidayat asal Planjan Kesugihan Cilacap Jawa Tengah. Arif yang bekerja di Home Industry pembuatan tangki air mengalami sakit luka bakar.
Kejadian tangki terbakar berawal ketika Arif sedang melakukan pengecatan bagian dalam tangki. Tiba-tiba yang bersangkutan pingsan di dalam tangki karena menghirup aroma cat dalam waktu yang lama.
Saat itu juga, majikan mencoba membantu dengan masuk ke dalam tangki, tetapi ikut pingsan. Meskipun, rekan pekerja membantu menolong dengan mengelas tangki untuk membuat lubang, namun percikan api mengenai campuran cat yang mengakibatkan tangki meledak.
Arif dan majikannya langsung dibawa ke Kaohsiung Hospital untuk mendapatkan perawatan. Luka bakar Arif Hidayat 47% sedangkan majikannya 80%.
Selang seminggu, tepatnya ,17 Oktober, Arif Hidayat dipindahkan ke RS NCKU di Taiwan dan telah menerima tindakan medis berita operasi pembersihan kulit sebanyak 3 kali.
Majikan telah membayarkan sebesar NTD 500.000 untuk biaya Arif selama di RS Tawian. Selanjutnyaz Arif dipindah ke shelter khusus WNIO KDEI Taipei dengan menjalani rawat jalan sampai dipulangkan ke Indonesia.(Humas BP2MI)