JAKARTA (detikgo.com)- Viralnya kepedulian alm Akidi Tio dan anak anaknya yang menyumbangkan 2 Triliun, menarik saya untuk berpikir dan menuliskan sebuah harapan, kerinduan dan refleksi akan arti kehidupan dalam berbangsa dan bernegara sebagai bentuk kecintaan kepada Bangsa sendiri kepada Sesama tanpa melihat status, golongan, suku dan keyakinan karena kita Indonesia.
bathin saya bergetar, membuat saya merenung, seandainya semua konglomerat di Indonesia yang tersebar di seluruh Tanah air, baik di dalam negeri dan di luar negeri terpanggil untuk terlibat bersama membantu Pemerintah dan masyarakat indonesia, Saya Percaya pandemi covid akan berlalu dan indonesia akan kembali sehat Ujar Waketum Bid Idiologi dan Politik DPP Partai Hanura Djafar Badjeber, Kamis, 29 juli 2021.
mantan anggota Dewan DKI 3 Periode Djafar Badjeber Sedikit mengupas dalam tulisanya terkait “Konglomerat’.
‘Diksi konglomerat begitu akrap ditelinga masyarakat. Istilah konglomerat sangat populer saat orde baru berkuasa’.
Konglomerat bisa didefinisikan sebagai orang yang sangat kaya, hartanya berlimpah dan memiliki segalanya. Sebagian besar konglomerat yang ada ditanah air adalah muka-muka lama. Istilah orang muda,”lho lagi- lho lagi”.
Eksistensi mereka belum bergeser dan belum tergantikan hingga saat ini, Meskipun ada banyak pengusaha muda yang muncul belum sebanding dengan kalangan konglomerat yang sudah menggurita.
Siapapun tahu bahwa konglomerat bisa tajir seperti itu tidak terlepas dengan rezim yang berkuasa. Memang mereka cerdas dalam mencari momen dan peluang bisnis.
Bicara soal bisnis mereka sudah menyebar ke berbagai bidang. Mulai Perkebunan, Pertanian, Perhotelan, Apartemen, Batubara, Nikel, Minyak, Gas, Pembangkit listrik, Semen, Jalan Tol, Industri outomotif, Pabrikan, Perbankan, Perkapalan, Perdagangan, dll.
Bisnis diatas itu sudah dijalani berpuluh-puluh tahun. Tidak terlepas dari fasilitas dan keistimewaan dari setiap rezim.
Mengingat dunia dan Indonesia sedang menghadapi pandemi covid. Dimana rakyat Indonesia sudah 1,5 tahun tidak bisa leluasa berusaha karena mengikuti anjuran Pemerintah dirumah saja. Akibat kebijakan tersebut, rakyat berpenghasilan harian sangat terpukul bila tidak mencari nafkah.
Dalam situasi yang benar-benar sulit ekonomi rakyat, kami ajak Konglomerat berserak membantu pemerintah dan rakyat yang sedang kesulitan. Rakyat sedang melarat, jangan tunggu sekarat.
Sumbangan almarhum Akidi Tio atas nama kemanusiaan, hendaknya mampu menginspirasi tuan-tuan sekalian untuk peduli sesama anak bangsa.
Mungkin tuan-tuan sudah berbuat, akan tetapi kali ini kami ketuk hati nurani tuan-tuan untuk meningkatkan coorporate social responsibility ( CSR ) tepat sasaran. Kepedulian tuan-tuan kepada bangsa sendiri sangat dinantikan. ‘Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Dan Jika Bukan Tuan Tuan Siapa lagi.’
Perlu tuan-tuan ketahui bahwa bantuan Pemerintah dalam berbagai bentuk yang bersumber dari APBN, sangat terbatas. APBN kita bisa kedodoran, bisa gali lobang-tutup lobang.
Kesempatan ini adalah peluang emas untuk berbuat baik kepada sesama anak bangsa, sekaligus penyucian diri dan harta, gantinya adalah sorga selamanya. Ujar Pria yang pernah menjadi komisaris di salah satu BUMN.
Jejak rekam penulis dikenal sebagai Politisi Nasional yang telah lama berkiprah di Jakarta dan sangat konsisten menyikapi keadaan bangsa. (***/MG.Pande-Iroot).