Djafar Badjeber Soroti Mendag RI Izinkan Impor Kedelai 350 Ribu Ton, Ini Mematikan Petani

  • Whatsapp

JAKARTA (detikgo.com)- Keputusan Menteri Perdagangan RI umumkan akan impor Kedelai 350 ribu Ton dari Amerika Serikat, menuai sorotan tajam dan kritik dari Pengamat Sekaligus Politisi Nasional, H Djafar Badjeber M,Si, Rabu, 2 mei 2022.

Hal ini, tentu mengagetkan banyak pihak, Dimana Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebelumnya dalam berbagai pemberitaan, pernah mengatakan stop impor, dan prioritaskan produksi dalam negeri, Ujar, Mantan Anggota MPR RI.

Bacaan Lainnya

Seperti kita ketahui bersama, berulang kali Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengingatkan agar produksi kedelai di dalam negeri di tingkatkan kembali.

Sebelumnya, Pemerintah telah menyiapkan 300 ribu hektare lahan untuk perluasan produksi kedelai dengan anggaran Rp 400 Miliar, di kutip dari pemberitaan detik.com (Jumat, 21/10/22).

Kita bangsa besar, dengan memiliki banyak lahan garapan untuk perluasan lahan produksi, harusnya itu yang menjadi proyeksinasi dalam pengembangan produksi Kedelai, Kenapa kita harus mengimpor kedelai, Kata Badjeber, dengan nada Heran.

Menteri Perdagangan mengatakan, bahwa impor ini untuk mengatasi kelangkaan Kedelai dalam negeri. Memang harus diakui bahwa makanan Tempe dan Tahu sudah sangat dikenal dan disukai, dan menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia umumnya.

Nampaknya Menteri Perdagangan ingin mengatasi kelangkaan Kedelai yang ditunggu Kopti (Koperasi Tempe – Tahu Indonesia), tetapi apakah itu merupakan solusi tepat, Ujarnya.

Kita harus ingat, Indonesia merdeka sudah 77 tahun,  belum bisa mandiri dalam soal pangan, termasuk soal Kedelai. Padahal alam Indonesia sangat cocok dan mendukung bila ada kemauan dan keseriusan politik pemerintah dalam memajukan pertanian, Kata Mantan Plt Sekjen DPP Hanura.

“Dari dulu, terkait persoalan Kedelai tidak pernah bisa teratasi. Padahal kita konsumen terbesar di dunia disusul China”.

Petani kita tidak berdaya dalam mengembangkan Kedelai, sebab mahalnya persoalan pupuk, hama, dan tikus yang mengancam pertanian para petani.

Selain itu, lahan petani kita tidak terlalu besar. Juga hampir tidak bisa meraih keuntungan. Rugi sudah pasti.
Menurut Hippocrates ; makanan itu sebagai obat dan obat itu dari makanan kita.

Lebih jauh, Waketum DPP Partai Hanura ini mengatakan, makanan Tempe dan Tahu mengandung banyak manfaat, antara lain sumber protein, asam amino, vitamin B, mencegah amenia, mengobati radikal bebas, kokestrol, pankreas, dan lain-lain.

Olehnya, perlu ada usaha sungguh-sungguh, tindakan kongkrit, serta kemauan politik untuk membuka lahan di seluruh tanah air, khususnya lahan tidur yang dikuasai pengembang yang belum dimanfaatkan, Tutur Djafar Badjeber.

Djafar Badjeber pun meminta pihak  Pemerintah Daerah, juga perlu melakukan terobosan, untuk memanggil para pengembang, agar lahannya bisa dikelola oleh petani, dalam rangka meningkatkan Produksi Kedelai, serta membantu peningkatan perekonomian Para Petani, Katanya.

Djafar Badjeber berharap, Komitmen Presiden Jokowi dalan menuntaskan Impor Kedelai tanpa merugikan Petani, juga di imbangi dengan keseriusan Kementerian terkait, selain penyuluhan, menjaga harga pasar, dan pihak perbankan dalam bentuk permodalan, untuk kemudahan para Petani,  dan pengawasan dalan ketersedian pupuk, juga bisa di jalankan dengan baik dalam bentuk ketersediaan dan penyaluran, Jika sistim ini berjalan dengan baik, kita Bisa menekan Impor kedelai.

“Impor itu sama dengan kita menghidupi pengimpor, dan mensubsidi petani negara asal kedelai, Jangan lagi kita tergantung dengan impor kedelai terus menerus”.

Konon orang Indonesia terpendek dibandingkan dengan negara Asean , mungkin ada hubungannya dengan prevalensi stunting anak.

Maka perlu ada terobosan baru, yaitu miracle of rice bran, sebagai super food , antara lain Bekatul atau Fermented Rice Bran ( FRB ) . Bahwa FRB ada kemiripan kandungan dengan Tempe.
FRB memiliki keunggulan tersendiri dan bermanfaat jadi obat diabetes, lambung, kerusakan ginjal, kanker, obesitas, ostoporosis, kardiovaskuler, hipertensi, dan banyak lagi kegunaanya.

Jadi apa yang dikatakan Hippocrates, bahwa makanan itu sebagai obat, dan obat itu ada dalam makanan kita, maka Bekatul atau FRB salah satu makanan yang perlu dikenalkan lebih luas ke seluruh rakyat Indonesia, kata Figur yang diwacanakan, pantas duduk di kabinet Jokowi.(DJB/Redaksi).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *