LSM KOMPI Sulut Pertanyakan Mutu Beton dan K3 Proyek Pasar Rakyat Trikora

  • Whatsapp

SANGIHE, detikgo.com – Pembangunan/ Revitalisasi Pasar Rakyat Trikora yang dikerjakan oleh PT. Marvien diduga mengabaikan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Terpantau saat pengerjaan pengecoran, Sabtu (26/2/2022) banyak pekerja tidak menggunakan Alat Pelengkap Diri (APD)  untuk menjamin keselamatan kerja apalagi dalam pengerjaan bangunan bertingkat.

Selain tidak menerapkan K3 saat melaksanakan pengecoran lantai bangunan juga dalam kondisi hujan.

Sekretaris DPD Sulut Lembaga Swadaya Masyarakat Komite Masyarakat Peduli Indonesia (Kompi) Hardinan Sangkoy sangat menyayangkan proyek yang ber banrol Rp. 31.299.000.000 tidak meperhatikan akan keselamatan para pekerja.

“Kami sangat menyayangkan sebagian pekerja tidak dilengkapi dengan APD. Padahal dalam kontrak sudah termasuk dengan anggaran K3 pada pekerja, tapi saat pelaksanaan sebagian mereka tidak dilengkapi dengan APD,” ujar Hardinan.

Ditambah lagi, lanjut Hardinan, dalam pelaksanaan pembangun tersebut tentunya banyak resiko bagi pekerja.

“Kami melihat banyak pekerja yang memakai sendal jepit, sedangkan tingkat resiko terjadi kecelakaan lumayan besar karena bangunan bertingkat, yang kedua para pekerja bisak keijak paku-paku atau sisa-sisa besi yang habis di potong,” ungkap jho sapaan akrabnya.

Ia juga mempertanyakan mutu beton dalam pekerjaan pekerjaan tersebut, karena dalam pengecoran hanya menggunakan alat molen.

“Masa proyek yang berbandrol tiga puluh satu myliar tersebut hanya menggunakan alat molen untuk melaksanakan pengecoran,” ucapnya.

Menurutnya kalau menggunakan Alat molen tentunya kadar air tidak bisa di perkirakan, apalagi saat melaksanakan pengocokan dalam kondisi cuaca hujan yang lumayan deras.

“karena kalo pake molen  kadar air nya tidak terkontrol berbeda kalau pakai readymix campuran mutu lebih kuat,” bebernya.

Ia juga menyampaikan, dirinya sudah mengkonfirmasi kontraktor melalui via telepon dan pesan WhatsApp untuk mempertanyakan Berapa mutu beton dan dalam penawaran  peralatan apakah hanya menggunakan molen, tapi tidak di balas dan diangkat teleponnya.

“Kami sudah berupaya mengkonfirmasi tapi tidak di gubris sama sekali,” tandas Hardinan.(Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *