MINAHASA TENGGARA, detikgo.com – Sebagai implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Manado (Polimdo) melalui beberapa dosennya melaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat.
Adapun kegiatan pengabdian pada masyarakat berupa pelatihan pembuatan PIZZA SOPULUT yang dilaksanakan oleh Tim Pengajar yang diketuai oleh Dra. Dianne O. Rondonuwu, MM yang dilaksanakan di destinasi wisata Danau Bulilin, Kecamatan Tombatu, Sabtu (18/09/2021).
Dalam sambutannya, Dra. Dianne O. Rondonuwu, MM memaparkan alasan pemilihan lokasi pelatihan ini adalah karena Danau Bulilin merupakan salah satu destinasi wisata di Minahasa Tenggara yang sangat potensial untuk dikembangkan, baik dari keindahan alam, sejarah-budaya serta kulinernya. Dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa sebagai salah satu destinasi wisata, akan ada saatnya Danau Bulilin dikunjungi oleh turis mancanegara sehingga masyarakat perlu memperkenalkan adat, budaya bahkan kuliner khas Tombatu, maka Rondonuwu bersama rekan setimnya Altje E. Tuwaidan mengangkat SOPULUT sebagai kuliner khas Tombatu dalam kegiatan pelatihan.
Menurut Rondonuwu, SOPULUT yang memiliki banyak kemiripan dengan kuliner khas Italia “PIZZA” baik dari cara pembuatan maupun penampilannya sangat akrab di lidah dan sangat disukai oleh masyarakat lokal, yang dikenal sebagai anak suku Minahasa; Toundanaow- Tonsawang. Namun demikian, rasa khas SOPULUT yang agak pahit dan tidak akrab dengan lidah wisatawan asing memerlukan upaya modifikasi untuk memadukan kuliner khas Italia dan kuliner khas Tombatu agar dapat diterima oleh lidah wisatawan asing. Pariwisata sebagai industri yang sangat dinamis, dianggap mampu menghilangkan batas negara serta dapat mengakrabkan satu negara dengan negara lain. Kegiatan pelatihan pembuatan PIZZA SOPULUT yang memadukan rasa khas sayuran SOPULUT dan PIZZA yang dipercantik dengan warna labu yang tajam serta tambahan keju diharapkan akan dapat memenuhi selera wisatawan asing.
Demo masak dan pelatihan dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Pariwisata, Aldo E.M Katiandago yang melakukan penelitian tentang PIZZA SOPULUT sebagai bahan skripsinya. Katiandago dibantu rekan-rekan mahasiswa dari Jurusan Pariwisata.
Lebih lanjut, putri kelahiran Tombatu ini mengatakan bahwa pelatihan dengan memperkenalkan sajian kuliner baru perpaduan PIZZA SOPULUT yang dikhususkan untuk para pemilik café dan restoran yang ada di sekitar destinasi wisata Danau Bulilin ini diharapkan dapat mengangkat nama SOPULUT pada tingkatan yang lebih luas, dan secara umum akan dapat mendongkrak popularitas destinasi wisata di daerah Tombatu.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Tenggara, Jois Rita Pontoh, SE, MP.Pd, yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Tenggara dalam arahannya mengatakan bahwa kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan kegiatan positif yang dapat membuka wawasan masyarakat pada perkembangan dunia luar terutama informasi seputar industri pariwisata. Hal itu akan memberikan peluang meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang pariwisata, sekaligus meningkatkan kemampuan melayani dan memasarkan produk pariwisata.
Melihat potensi Wisata Danau Bulilin yang tidak kalah dengan beberapa destinasi wisata yang lain yang ada di Sulawesi Utara, Rondonuwu di akhir kegiatan pelatihan mengatakan bahwa Polimdo dalam hal ini Jurusan Pariwisata akan dengan senang hati menjadi pendamping bagi pengembangan destinasi wisata Danau Bulilin. Sebab menurutnya, untuk menciptakan destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi, dibutuhkan penanganan yang serius dan intens. Kerjasama seluruh stakeholder terkait, baik pemerintah, masyarakat, dan industri mutlak diperlukan. Kesadaran untuk menjaga keindahan, kebersihan dan kelestarian lingkungan harus menjadi prioritas, termasuk ketersediaan akses yang memadai.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para pemilik cafe dan restoran sekitar Danau Bulilin, yang dikenal sebagai Cafe dan restoran Jaring. Sayang sekali animo peserta yang ingin mengikuti pelatihan yang dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ini harus dibatasi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemic Covid-19. (Yolanda)