JAKARTA (detikgo.com)- Wakil Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Bid Idiologi Dan Politik Djafar Badjeber mengatakan bahwa kenapa Partai Hanura belum mampu ditangkap Masyarakat Indonesia. Sebab suatu pesan politik akan dipahami secara parsial jika ideologi dan roh politik tidak diketahui masyarakat luas. Olehnya komunikasi politik yang dibangun Partai Hanura harus dapat dipahami dengan baik oleh kepengurusan, konstituen, pendukung dan simpatisan Ujarnya di jakarta, Selasa 31 Agustus 2021.
Maka, seharusnya kader partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) harus secara konsisten dan terbuka menyampaikan idiologinya, visi, misi dan program umum Partai Hanura kepada khalayak Umum Tegasnya.
Dari perspektif nama partai kita memiliki keunggulan, yaitu partai Hati Nurani Rakyat. Sekiranya keluarga besar Partai Hanura dapat mengeksplor nama dan ruh partai Hanura, akan muncul rasa memiliki, fanatisme dan kecintaan partai Hanura Ujar Politisi Nasional Hanura.
Olehnya kepengurusan diberbagai tingkatan harus menjadi corong efektif, bahwa dalam situasi seperti saat ini dimana Partai Hanura bisa menjadi antitesis dalam carut marut persoalan bangsa Tuturnya.
Artinya probability kita masih sangat terbuka asal kita hidupkan Mesin Partai, bangkitkan fanatisme kepengurusan disemua tingkatan, pendukung dan simpatisan. Dengan hidup mesin politik, maka secara langsung akan dilihat dan dirasakan masyarakat kata Waketum DPP Partai Hanura.
Meskipun mesin sudah hidup, dia perlu bergerak menembus barier, rintangan yang ada dilapangan. Artinya tiada hari tanpa konsolidasi, tiada hari tanpa gerakan. Gerakan pun tidak selamanya harus dengan biaya besar, bisa kecil tetapi efektif atau orang Partai Hanura bisa menjadi fasilitator, komunikator dan jembatan persoalan di tengah kemasyarakatan Ujar Mantan Anggota MPR RI.
Dalam Politik Indonesia Bahwa kehadiran Partai Hanura pernah mengukir sejarah pada Pemilu Tahun 2009 dengan memperoleh suara sebesar 3,9 juta Suara atau 3,77 persen. Disusul Kemudian pada Pemilu Tahun 2014 melonjak menjadi 6,57 juta suara atau 5,2 persen. Meskipun pada Pemilu 2019 partai Hanura 2,16 juta suara atau 1,54 persen, bukan berarti kita gagal.
Tentunya kita semua paham bagaimana konstelasi internal saat itu. Belum lagi kemungkinan ada tangan jahil yang ikut berperan ngombosi.
Berkaca dari pengalaman itu sesungguhnya Partai Hanura masih bisa rebound.
Persoalannya ada di diri kita semua. Kalau kita semua mau bekerja keras dan bersatu padu, dan zero konflik niscaya probabilitas kita bisa naik. Jadi para aktor yang dipercaya sebagai pengurus adalah kunci suksesnya Partai Hanura kata Mantan Anggota DPRD Prov DKI 3 Periode
Djafar Badjeber pun mengurai terkait politik Lane ( 1962 ) berkata bahwa prinsip-prinsip apa yang dipegang organisasi politik ;
a. siapa yang memimpin.
b. bgm mereka dipilih dan prinsip seperti apa mereka memimpin.
Kemudian bagaimana mereka ‘melawan” ideologi berbeda. Bagaimana cara mereka mempengaruhi kehidupan manusia , dan terakhir bagaimana merasionalisasikan kepentingan kelompok.
Dalam kontek ini ide, kepercayaan, nilai-nilai, norma dan sistem regulasi partai memegang peranan penting, sebab dari situ tergambar bahwa Partai Hanura menganut prinsip-prinsip dan warna untuk membedakan dengan partai lainnya.
Sebuah pencerahan dan ekspektasi ke depan ditulis langsung oleh Waketum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Bid Idiologi dan Politik Djafar Badjeber(***)