Risiko “Ledakan” Sampah Medis di Kota Surabaya, Pengurus HIPPMA dan LARM GAK Minta Pemerintah Segera Tangani Secara Maksimal

  • Whatsapp
Baihaki Akbar SE, SH, Sekjen HIPPMA yang juga Sekjen LARM-GAK

SURABAYA (detikgo.com) – Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Putra Putri Madura (HIPPMA) dan juga Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Advokasi Rakyat Merdeka Gerakan Anti Korupsi (LARM-GAK) meminta agar Pemerintah Kota Surabaya segera menangani limbah medis secara maksimal, mengingat saat ini ada risiko terjadinya ledakan sampah medis di Kota Surabaya.

Hal itu disampaikan oleh Baihaki Akbar SE, SH Sekjen HIPPMA yang juga Sekjen LARM-GAK kepada wartawan, Sabtu (21/08/2021).

Ketua Umum LARM-GAK, Moh Taufik MD, S.I.Kom., S.H., M.H, melalui Sekjennya menyebutkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya perlu segera mengambil tindakan agar masalah sampah medis tak menjadi medium penularan COVID-19.

“Perlu standarisasi penanganan sampah masker berbahaya. Ancaman penyebaran COVID harus diantisipasi dari sampah medis ini,” katanya, Sabtu (21/8/2021).

Lebih lanjut, Ketua Umum HIPPMA, Mulyadi, S.H., M.H. melalui Sekjennya juga mencontohkan sampah masker di TPA Benowo yang kian menumpuk. Banyaknya limbah masker tersebut jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bisa menimbulkan masalah baru di masyarakat.

“Kami khawatirkan adalah jika mereka yang tanpa gejala ini membuang masker bekasnya sembarangan. Itu bisa menjadi transmisi virus untuk menular ke orang lain,” tegasnya.

Bahkan resiko bahaya tersebut bisa mengancam mulai dari petugas kebersihan dan masyarakat umum. Untuk itu, Pemkot Surabaya perlu segera menangani masalah limbah medis terutama masker agar tidak ada klaster baru dari pembuangan sampah masker.

Baihaki Akbar SE, SH, Sekjen HIPPMA yang sekaligus Sekjen LARM-GAK menilai saat ini pemahaman warga terkait cara membuang limbah masker juga masih kurang. Hal itu terlihat masih banyaknya masker dibuang sembarangan.

“Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) harus melakukan langkah penanganan yang efektif dan aman, seperti mengeluarkan imbauan agar masker dihancurkan sebelum dibuang,” terangnya.

Pihaknya mengusulkan agar ada pembedaan tempat sampah. Jika sebelumnya ada tempat sampah basah dan kering, organik non organik, kini harus ditambahkan tempat sampah untuk limbah medis.

“Saya banyak menemukan sampah rumah tangga bercampur dengan masker bekas pakai. Ini membuktikan jika masyarakat kurang teredukasi untuk pembedaan sampah-sampah tersebut,” pungkasnya. (Redho Fitriyadi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *