Djafar Badjeber: Demokrasi, Budaya Politik Hati Nurani

  • Whatsapp

JAKARTA (detikgo.com)- Wakil Ketua Umum bid Politik dan Idiologi DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Djafar Badjeber mengurai perjalanan politik bangsa indonesia lewat tulisanya berjudul, “Demokrasi, Budaya Politik Hati Nurani’.

Dalam dua dekade terakhir Bangsa Indonesia mengalami perubahan dan kemajuan pesat diberbagai bidang.

Bacaan Lainnya

Selain itu kita juga mengalami stagnasi dan bahkan kemunduran akibat tidak siapnya sebagian kecil elemen bangsa yang masih bernostalgia dengan kehidupan masa lalu.

Perubahan dan kemajuan itu bisa diamati dari segi teknologi, misalnya.
Dimana telah terjadi lompatan luar biasa dalam digitalisasi disruptif yang mencengangkan. Dulu tidak pernah terbayangkan akan ada belanja online. Sekarang menjadi tren di kota-kota besar. Akibat dari belanja online . Toko dan Mall terancam gulung tikar. Demikian juga adanya Taxi dan Ojek online, telah menutup Taxi konvensional. Hal serupa terjadi dalam bisnis Restoran, terancam bangkrut dengan hadirnya order online ( take away ).
Tentu bukan hanya yang disebutkan diatas, masih banyak yang lain mengalami perubahan drastis.

Semua itu telah menggeser kebiasaan lama secara perlahan tapi pasti.
Begitupun dalam kontek demokrasi dan budaya politik mengalami disrupsi. Hadirnya roule mode Buzzer, infleunser dan Akun tertentu telah mewarnai konstelasi budaya politik ditanah air. Pengaruh ini telah merasuk seluruh dunia. Harus diakui di beberapa negara tertentu kontrol terhadap Media Sosial, masih bisa dikendalikan oleh penguasa setempat.
Berbeda dengan Indonesia dalam kontek demokrasi.

Dalam kontek praktek demokrasi di Indonesia relatif berjalan cukup baik. Tetapi seringkali ketidakpuasan pihak tertentu justru dialamatkan kepada penyelenggara yang anggap kurang amanah “bermain mata, berpihak, money politic, dan menjadi alat penguasa” .

Kemandirian dan indenpendensi penyelenggara sangat diragukan. Hal ini sangat bisa dirasakan oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat sudah siap dalam berdemokrasi, akan tetapi disisi lain penyelenggara kontestasii belum seluruhnya siap secara sikap, mental dan prilaku.

Kalau bentuk demokrasi dan budaya politik semacam ini masih terus terjadi, dapat disebut sebagai demokrasi kleptopkrasi . Demokrasi koruptif, kriminal dan zolim. Maaf bila saya menulis seperti ini, karena suara rakyat adalah Suara Tuhan. Jadi barang siapa yang”mencuri dan menzolimi suara rakyat berarti dia telah menzolimi Tuhan-nya !!

Olehnya, cara-cara seperti itu harus dihilangkan dari bumi Indonesia. Cara seperti itu sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi kekeluargaan ala Indonesia. Jangan tampakkan dan wariskan kepada generasi berikutnya cara-cara tidak baik dan tidak terpuji serta sangat hina.

Para ahli politik mengatakan terminologi budaya politik untuk memahami sistem dan proses politik disuatu masyarakat. Terminologi ini pada umumnya digunakan untuk memahami unit politik dalam skala nasional sebagai ekspresi dari karakter nasional sebuah bangsa yang tercermin dalam struktur pokitik dan tata kelola pemerintahan.

Objek politik itu dapat berupa konstitusi, parlemen, partai politik dan sejarah bangsa.
Pola-pola ini ditentukan oleh tradisi masyarakat, motif , mentalitas, tingkah laku, mindset dan simbol. Bahwa tradisi masyarakat yang nrimo bukan dijadikan pintu masuk dan alat untuk curang.

Berbicara sejarah bangsa yang heterogen ini, memerlukan pemikiran, sikap , prilaku dan mental terpuji sesuai azas kepatutan sejarah bangsa religius.

Pengaruh dari luar bisa memporakporandakan budaya politik kita yang dilandasi kejujuran dan keadilan.
Pelihara budaya politik kekeluargaan dan kegotongroyongan yang tumbuh subur disini. Sebab infiltrasi politik rasa mancanegara terus menghantui kita dengan janji dan bayang-bayang yang tidak menentu. Yang bisa membocorkan kapal Indonesia.

Akibat orientasi dan termakan oleh sebuah ideologi asing, bisa menjerumuskan Indonesia kedalam satu sistem dan budaya politik yang bukan berakar di Nusantara. Ini berbahaya !!

Maka budaya politik nusantara yang baik kita pelihara dari pengaruh asing. Budaya politik nusantara harus kita lestarikan, kita jaga dari pengaruh buruk bangsa lain. Menjaga dan memelihara jauh lebih sulit dibandingkan sekedar mengadopsi dan transformasi budaya politik asing.

Bahwa budaya politik Indonesia hampir tidak ditemukan dibelahan dunia lainnya. Meskipun ada perbedaan dalam sikap politiknya tetapi rasa kebersamaan, persahabatan dan kekeluargaan sedikitpun tidak menjadi penghalang . Makanya
M A H A L budaya politik Indonesia !! Jangan dirusak oleh tangan kotor dan hati busuk untuk kepentingan pribadi atau kepentingan kekuasaan !!

Presiden Joko Widodo dihina dan difitnah secara keji oleh anak bangsanya sendiri. Apakah Joko Widodo menaruh dendam dengan mereka ? tidak sama sekali. Beliau menganggap bahwa mereka yang menghina dan memfitnah itu juga adalah saudara sebangsanya. Inilah budaya politik seorang pemimpin berHatinurani, berKetuhanan, berKemanusiaan dan berAdab , menjaga Persatuan Indonesia, berDemokrasi, dan berKeadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia !!

Kapan lagi kita memulai yang baik kalau bukan dari sekarang. Yaitu demokrasi dan budaya politik akal sehat , jujur, adil dan bermartabat. Penulis mantan Anggota MPR RI sekaligus Mantan Anggota DPRD DKI 3 periode yang pernah juga dpercayakan sebagai Wakil Ketua Dewan DKI dan pernah menjadi salah satu komisaris Di Perusahaan BUMN dan saat ini sebagai Politisi Partai Hanura.(detikgo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *