JAKARTA (detikgo.com)- Tokoh Nasional yang juga politisi Hanura Djafar Badjeber ingatkan pemangku kepentingan untuk dapat bertindak lebih bijaksana dalam melakukan pencegahan dan penanganan Virus Covid-19 yang sudah memasuki level kenaikan di berbagai Daerah di Indonesia.
Hal itu tertuang dalam release yang disampaikan langsung ke redaksi yang di terima hari Jumat, 25 juni 2021.
Pandangan Wakil Ketua Umum Bid Politik Dan Idiologi DPP Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) Djafar Badjeber.
Sejak diumumkan Presiden RI Ir H Joko Widodo per tanggal 2 Maret 2020 tentang Virus covid-19, bukan makin menurun tetapi makin meningkat.
Paling tidak sampai hari ini 25 juni 2021 sudah 2.033.421 orang yang terkena wabah ini. Dimana 55.594 Jiwa meninggal dunia, dan 1.817. 303 Jiwa dinyatakan sembuh.
Sudah terlalu sering pihak Pemerintah maupun Satgas Covid- 19 membuat aturan, kebijakan, himbauan. Dari yang sifatnya persuasif sampai berujung denda, kerja sosial dan bahkan ada yang berujung ke Pengadilan.
Awalnya PSBB kemudian PPKM namun semua itu belum bisa menekan berkurangnya C 19 .
Sebagian masyarakat patuh dengan larangan dan himbauan tersebut. Tetapi tidak sedikit juga ada pihak yang cuek dan tidak peduli dengan 3 M atau 5 M .
Yang lebih celaka lagi ada orang yang notabene adalah tokoh panutan yang berspekulasi bahwa covid-19 itu tidak ada.
Itu karangan saja. Sengaja dibuat begitu agar rakyat takut, dan lain-lain Ujarnya .
Para tokoh panutan ini apa tidak melihat fenomena yang sedang terjadi dimuka bumi ini ?
Tidak mungkin Pemerintah ingin mencedarai dan mau mengorbankan rakyatnya sendiri. Ini cara pandang yang keliru, dan sungguh tak bisa dipertanggung jawabkan .
Seringkali berita di media sosial menjadi santapan empuk untuk memutarbalikan fakta. Bagaimana kita tak percaya bahwa Virus Covid-19 ini ada. Konon perhari ini ada 15.308 orang terkena Covid-19. Ini nyata ! Ini fakta !! Pihak rumah sakit di Pulau Jawa agak kerepotan untuk menampung penderita Covid-19 akibat tidak tersedianya kamar RS dan fasilitas yang over kapasitas.
Eskalasi Virus Covid-19 pasca mudik lebaran yang dilarang itu menjadi bom waktu yang kita rasakan saat ini.
Belum lagi adanya varian baru yang sedang mencari korban berikutnya dengan tendensi yang lebih keras.
Selain itu Tenaga Kerja Asing ( TKA ) yang datang ke Indonesia tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan. Para TKA ini konon datang setiap tengah malam dan menyebar langsung ke wilayah NKRI. Siapa yang bisa menjamin bahwa mereka sehat ? , jangan-jangan mereka ini biang keladi pembawa virus mematikan di Negeri kita tercinta.
Apalagi ada statemen pejabat tinggi kita bahwa gelombang kedua Virus Covid-19 tak bisa dielakkan lagi.
Juga pemerintah Hongkong telah mengkategorikan Indonesia sebagai Negara A 1 beresiko penularan tinggi Virus Covid 19 Ujar Mantan Anggota MPR RI.
Bila situasi sudah demikian rupa, dan untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia, maka kedatangan TKA dihentikan dulu ( moratorium ). Itu jauh lebih aman demi keselamatan kolektif bangsa Indonesia.
Apalah artinya kedatangan TKA itu bila lebih banyak mudaratnya. Mereka datang ke Indonesia cari uang, cari makan , tetapi bersamaan dengan itu kita patut curiga bahwa mereka bisa menjadi sumber penyakit mematikan ini. Utamakan keselamatan Warga Indonesia demi anak- cucu dan keturunan kita semua Kata Mantan Anggota DPRD DKI 4 periode.
Badjeber mengatakan bahwa ini adalah Sebuah ajakan dan tawaran kepada pemanggu kepentingan untuk bisa meninjau kembali serta menekan angka laju kenaikan Virus Covid-19 Di Indonesia.(***Rls/MGP)