MINUT (detikgo.com) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) menyambut adaptasi kebiasaan baru di destinasi wisata dengan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE di Pantai Firdaus Desa Kema, Minahasa Utara (16/06/2021)
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas daya tarik wisata dan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) sehingga dapat menghadirkan destinasi wisata yang aman dan berkualitas ini terselenggara atas kerjasama Kemenparekraf, Komisi X DPR RI, Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Utara.
Dalam sambutannya, Dra. Adriana Dondokambey, M.Si., legislator DPR RI Komisi X mangatakan bahwa investasi negara yang paling besar saat ini dipusatkan pada sektor pariwisata. Status Likupang yang telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas karena memiliki potensi wisata yang layak untuk dinikmati membuat legislator yang duduk di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini selalu berupaya untuk mendorong pengembangan pariwisata di Likupang dengan mengarahkan kegiatan dan anggaran dari pusat untuk peningkatan pembangunan di Minahasa Utara.
Adriana menghimbau semua pihak agar bersama-sama berperan serta dalam meningkatkan kualitas daya tarik pariwisata di daerah khususnya di Minahasa Utara dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Dirinya juga berharap agar masyarakat di Minahasa Utara khususnya yang tinggal di sekitar Pantai Firdaus untuk lebih bersyukur dengan menjaga dan merawat anugerah yang diberikan Tuhan berupa alam dengan pemandangan yang indah demi keberlangsungan hidup mereka.
“Kalau lingkungan tidak bersih, indah, sehat dan aman wisatatawan tidak akan mau datang berkunjung. Sebaliknya, kalau lingkungan bersih, indah, sehat dan aman pasti akan banyak wisata yang datang. Kedatangan wisatawan di daerah ini, dengan sendirinya akan mendorong perekonomian masyarakat,” urainya.
Nampak hadir dalam Gerakan BISA yang melibatkan sekitar 100 peserta ini perwakilan dari sejumlah Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang ada di Minahasa Utara, perwakilan dari Insan Pariwisata Indonesia Sulawesi Utara (IPI SULUT), Pengelola Pantai Firdaus dan elemen masyarakat pariwisata lainnya.
Demi meningkatkan kualitas daya tarik wisata dan penerapan protokol kesehatan yang berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability), dalam kesempatan itu juga diserahkan fasilitas pendukung berupa alat kebersihan dan alat kesehatan seperti tempat cuci tangan, sanitizer, tempat sampah terpilah, masker, sapu, skep, dan cangkul.
Arya Gading selaku Koordinator Produk dan Promosi Wisata Budaya dan Buatan Direktorat Minat Khusus Kemenparekraf menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk kerjasama Kemenparekraf dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Meski pandemi memberikan dampak yang sangat berat bagi perekonomian, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara Henry Kaitjily mengajak pelaku industri pariwisata untuk tetap optimis, tetap kreatif dan inovatif dan bersama-sama saling mendukung, menguatkan tekad, semangat dan kolaborasi aktif demi kemajuan pariwisata, khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, dan Sulawesi Utara pada umumnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Utara, Audy Sambul, mengatakan dalam menghadapi kenormalan baru banyak penyesuaian-penyesuaian terutama dalam penerapan protokol CHSE. Untuk itu, ia sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas dukungan Kemenparekraf dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk membangkitkan sektor pariwisata di Minahasa Utara.
Melalui Gerakan BISA, Audy berharap Pantai Firdaus dapat kembali menjadi destinasi wisata primadona seperti beberapa waktu yang lalu.
Senada dengan Audy, Wakil Ketua Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Dewan Pimpinan Daerah Insan Pariwisata Indonesia Sulawesi Utara (DPD IPI SULUT), Yolanda Rachmat mengatakan Gerakan BISA adalah implementasi dari program CHSE, protokol kesehatan yang diusung Kemenparekraf untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata.
“Bila Kegiatan BISA dapat dilaksanakan secara konsisten, mandiri dan berkesinambungan, kami optimis Pantai Firdaus bisa kembali menjadi destinasi wisata primadona” pungkasnya.
Kegiatan yang diisi dengan atraksi tarian daerah dan kreasi modern itu, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih Pantai Firdaus. (Yolanda)