Peringati Earth Day 2021, ASIDEWI dan APGI SULUT Explore Likupang Melalui Tracking Gunung Dapi-Dapi di Desa Budo

  • Whatsapp

MINUT (detikgo.com) – Asosiasi Desa Wisata (ASIDEWI SULUT) Sulawesi Utara dan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia Sulawesi Utara (APGI SULUT) sukses menggelar kegiatan Tracking Mountain Dapi-Dapi dalam peringatan Earth Day 2021 atau Hari Bumi Sedunia dengan tema Restore Our Earth atau Pulihkan Bumi Kita.

Kegiatan yang digelar di Desa Budo, Likupang, Minahasa Utara pada Sabtu (24/4/2021) itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat Desa Budo.

Bacaan Lainnya

Ketua ASIDEWI SULUT Christian Tambingon mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bukti komitmen ASIDEWI untuk kontribusi dalam terbentuk dan berkembangnya Desa Budo menuju desa wisata dengan terus menggali berbagai potensi kearifan lokal, selain wisata mangrove yang sudah ada.

Usai melakukan tracking di Gunung Dapi-Dapi bersama rombongan yang dipimpin langsung oleh Hendrik Lumi selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Ketua APGI SULUT Denny Engka tak henti-hentinya mengagumi potensi luar bisa yang dimiliki Desa Budo. Menurutnya, posisi Desa Budo yang sangat strategis karena berada di Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Likupang dapat menjadi daerah tujuan wisata favorit jika dapat mengoptimalkan potensi yang ada.

Selain wisata mangrove, Desa Budo juga dapat menjadi gerbang alternatif menuju Taman Laut Bunaken dan pulau-pulau kecil indah lainnya seperti Siladen, Nain, Montehage dan Gangga karena jaraknya yang cukup dekat. Lebih lanjut, Denny mengatakan bahwa Gunung Dapi-Dapi juga sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai lokasi sport tourism seperti tracking dan paralayang. Bentang laut yang luas dengan pulau-pulaunya yang sangat indah, seperti Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Nain bahkan sampai dengan Pulau Lihaga dapat dinikmati dari Gunung Dapi-Dapi yang memiliki ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut ini, yang semuanya tentu akan terasa lebih indah dinikmati di atas paralayang. Berbeda dengan gunung lainnya, pemandangan menakjubkan dapat disaksikan dari semua sisi baik utara, selatan, timur dan barat. Selain pemandangan yang indah di setiap sisi gunung, terdapat dua air mata air yang jernih. Terdapat dua akses jalan yang dapat dijadikan sebagai akses jalan masuk dan keluar dari dan puncak.

Senada dengan Denny, Wakil Ketua Bidang Pelatihan APGI SULUT Joyner Rawung membenarkan bahwa Gunung Dapi-Dapi sangat ideal untuk dikembangkan sport tourism paralayang. Hanya saja, harus dipikirkan lokasi untuk dijadikan sebagai landing area.

“Landing area bisa saja dilakukan di darat, konsekuensinya ya harus menebang sebagian pohon kelapa yang ada. Atau, bisa juga dengan menggunakan landing pad yang memungkinkan pendaratan di atas air. Teknik ini sudah pernah dilakukan, tapi masih skala event. Jika Desa Budo dapat mengembangkan sport tourism paralayang dengan teknik landing yang dilakukan di atas air, maka ini akan menjadi pertama dan satu-satunya di Indonesia. Selain Paralayang, water sport Kayak juga dapat dikembangkan di Desa Budo”. Ujar Joy antusias.

Dalam kesempatan itu, Hukumtua (Kepala Desa) Desa Budo Lisbet Lintogareng menyampaikan rasa terima kasih kepada ASIDEWI dan APGI SULUT atas komitmennya dalam membantu pengembangan Desa Budo menuju desa wisata.

Lebih lanjut, Lisbet menyampaikan rasa syukurnya karena meskipun masih dalam tahap awal pembangunan menuju desa wisata, namun keberadaan dermaga di lokasi wisata mangrove di desanya sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di desanya. Ini terbukti dari meningkatnya perekonomian masyarakat di desanya melalui kunjungan wisatawan lokal.

Terpisah, Sekretaris Desa Budo Odi Randi Lintogareng menyampaikan bahwa meskipun masih dalam taraf pembangunan awal, capaian saat ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu mendampingi pembangunan Desa Budo. Odi berharap, ASIDEWI dan APGI SULUT dapat bersinergi dengan Politeknik Negeri Manado sebagai mitra yang telah membantu pihaknya sejak tahap perencanaan dalam mengembangkan Desa Budo menuju desa wisata melalui upaya menggali potensi-potensi desa, kegiatan pemberdayaan masyarakat sekaligus promosi.

Secara khusus, Odi juga menyampaikan terima kasih kepada ASIDEWI SULUT yang telah membantu mempromosikan Desa Budo sebagai desa wisata sehingga lebih dikenal oleh masyarakat luas hingga mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan lokal ke desanya.

“Sejak ASIDEWI SULUT mulai mempromosikan Desa Budo sebagai Desa Wisata melalui berbagai konten yang disebarluaskan melalui media sosial, jumlah kunjungan tamu terus naik secara signifikan, bahkan pernah mencapai 1500 pengunjung per hari,” ucap Odi. (Yolanda)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *